Selasa, 19 Agustus 2014

Sama

Dengan banyak mendengar, banyak petuah yang dapat kita simak dan catat baik-baik. Sebagaimana petuah seorang sahabat waktu itu. Di antara deru mobil dan percakapan kami, ada satu kalimat yang masih ku ingat hingga kini. Seringkali, dengan satu kalimat itu ku gariskan banyak simpulan tiap kali bertemu orang baru. Hingga aku berujrar, "hm, benar juga petuah itu."

Kali itu, kami melakukan perjalanan, menyusuri beberapa tempat sebagai pelarian. Yap, mencari ladang dan atap baru sebelum benar-benar meninggalkan singsana Quran yang ada di Depok. Meski, beberapa pintu itu diketuk, rupanya tak banyak membawa angin segar. Kecuali satu tempat itu, kau pun tinggal dan belajar di sana selama satu tahun lebih sebelum akhirnya masa peralihan bakti itu. Bercampuk aduk memang, apa yang ada di pikiran waktu itu. Akan tetapi, barangkali karena Quran yang telah menghujam, menyelamatkan lisan dari perkataan yang tidak-tidak. Aku ingat betul, saat ku tanyakan satu hal.

"Ternyata, kita punya banyak persamaan, ya?"

Kau pun menjawab,

"Dimana pun, kita akan dipertemukan Allah dengan orang yang sama dengan kita. Baik sifatnya, pola pikirnya, masalahnya juga sejarah hidupnya."

Dengan sedikit perubahan redaksi, begitu makna yang ku tangkap dari ucapanmu. Dan harus ku akui, seringkali aku mengamini apa yang kau maksud itu.

Di sebuah tempat lain, kala air mata menganak. Seorang kakak tiba-tiba mengharu biru mendengar apa yang ku alami waktu itu. Ia terhenyak, betapa Allah dekatkan ia dengan aku yang sejarah hidupnya sangatlah mirip. Di lain tempat lagi, dan banyak tempat yang lain, Allah pertemukan dengan banyak orang dengan kesamaan-kesamaan tertentu. Baik sifatnya, pola pikirnya, masalahnya juga sejarah hidupnya. Ajaib betul kalimat itu.

Lalu, apa guna Allah pertemukan kita? Lalu, simpulan itu kembali mencatatkan diri. Kelak, agar kita bisa belajar. Bahwa tiada masalah yang hanya menemui satu orang saja, banyak orang yang memiliki kesamaan masalah dengan kita pun tetap tegak berbinar. Dan kelak, agar kita saling mengajarkan, sebuah solusi penyelesaian, satu sama lain. Kita belajar darinya, dan ia belajar dari kita. Sehingga kelak, kita menyadari, bahwa tiada cacat segala ketentuan-Nya yang telah termaktub sejak zaman 'azali.



Ruangan kecil,
Terus merenda banyak ingatan yang hampir terlupa
Mencatatkan ia, sebelum ingatan itu lupa segalanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar