Ahlan wa Sahlan


Assalamu'alaikum warrahmatullah wabarakatuh.

Ayo, silakan masuk, sahabat. Silakan duduk, luruskan saja kakimu dan pandangi hijau riuhnya taman di sini. Jangan lupa, coba simak baik-baik cicit burung-burung pipit juga aliran merdu air mengalir. Atau coba nikmati aroma khas teh yang bisa membuatmu rileks. Namun, jangan harap saya akan menghidangkan teh tersebut kepadamu. Karena di sini, teh-teh itu telah menjadi buliran huruf yang tersemai makna, hikmah, semoga. Alasan lain, karena saya tidak suka teh! :)


Oia, saya bawakan kue-kue manis nan sedap rasanya. Ini adalah hadiah dari tetangga-tetangga di sana, mereka mengajarkan banyak hikmah. Sekarang, giliran saya membagikannya kepadamu, sahabat. Ternyata, hikmah yang disyukuri itu memunculkan bahagia, sensasi rasa manis. Rugi rasanya, jika kalian tidak mau mencicipinya. :)

Hampir saja, saya lupa. Dari sekian tetangga yang sering mengirimkan kue manis. Ada juga, yang tak sungkan membagikan resep yang tak kalah sedap. Mereka bagikan secara gratis! Tapi, resep itu ternyata masih perlu inovasi. Ya, menurut tetanggaku itu, resep sebenarnya sama. Namun, karena tangan yang menguleninya berbeda, niscaya hasilnya pun 'kan berbeda. Inovasi ini sangat diperlukan, agar masakan tak hanya sesuai dengan resep, kalau perlu, jauh lebih enak dari buatan sang chef!

Bagaimana? Nyamankah engkau kini?

Tenang, sahabat. Ada titipan terakhir yang sangat penting untukmu. Karena itu, titipan ini akan saya bagikan ke setiap tamuku yang berkunjung ke beranda ini. Ini buatan saya khusus, loh. Atau saya bacakan saja, bagaimana? Simak baik-baik, ya?

"Sahabat, jika benar telah nyata benar dan salah telah nyata salah bagimu, bagaimana dengan rupa tangan, lisan dan hati itu? Saya hanya ingin pastikan bahwa hanya ada huruf yang engkau ingini, namanya Surga. Tempat yang sudah dipesan khusus untuk mereka penegak kebenaran. Oia, salah satu dokter, tetanggaku baru saja mengajariku:
kebenaran itu layaknya kopi, ia pahit dan selamanya terasa pahit. Tapi, hadirnya akan menyeruak ke seluruh penjuru bumi, karena hadirnya mengusir semua wewangian termasuk bangkai sekalipun.
Nah, bagaimana jika kita menikmatinya dengan cara yang manis? Caranya, tambahkan saja sesendok gula setidak engkau akan menikmatinya. Mudah, bukan? Selamat menjadi penegak kebenaran!"

Selamat jalan, jangan lupa bertandang lagi, ya? Bukankah keimanan itu akan mengusir kelemahan? Yup, selalu ada Allah di sini. ^_^


Wassalammu'alaikum warrahmatullah wabarakatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar