Rabu, 26 Desember 2012

Alhamdulillah, Nikmatnya Sakit itu..

Alhamdulillah, Allah sempatkan saya untuk sejenak istirahat sebelum sebenar-benarnya istirahat. Karena memang disanalah istirahatnya para mu'min.

Alhamdulillah, Allah itu Maha Rahman. Saat mu'min sejahtera, sehat dan sentosa, Allah karuniakan ia dengan rahmat dan berkah agar selalu berbuat baik dan manfaat. Namun, kala ia diistirahatkan, Allah karuniakan keberkahan lain: ampunan tiada tara. Bak daun-daun berguguran kala kemarau.

Alhamdulillah.. Allah itu Maha Baik.. ^____^

Selasa, 25 Desember 2012

Rahasiakan.

Hari ini saya mendapatkan pelajaran. Sebuah petuah dari sang Nabi Saw.
"Ada tiga pusaka kebajikan, yaitu merahasiakan keluhan, merahasiakan musibah dan merahasiakan sedekah." (HR. Thabrani)

Senin, 24 Desember 2012

Mari Simak Fatwa ini! ^__^

KEPUTUSAN KOMISI FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA TENTANG
                    PERAYAAN NATAL BERSAMA
 
Memperhatikan:
1. Perayaan Natal Bersama pada akhir-akhir ini
   disalahartikan oleh sebagian ummat Islam dan disangka sama
   dengan ummat Islam merayakan Maulid Nabi Besar Muhammad Saw.
2. Karena salah pengertian tersebut ada sebagian orang Islam
   yang ikut dalam perayaan Natal dan bahkan duduk dalam
   kepanitiaan Natal.
3. Perayaan Natal bagi orang-orang Kristen adalah merupakan
   Ibadah.
 
Menimbang:
1. Ummat Islam perlu mendapat petunjuk yang jelas tentang
   Perayaan Natal Bersama.
2. Ummat Islam agar tidak mencampur-adukkan Aqidah dan
   Ibadahnya dengan Aqidah dan Ibadah agama lain.
3. Ummat Islam harus berusaha untuk menambah Iman dan
   Taqwanya kepada Allah Swt.
4. Tanpa mengurangi usaha ummat Islam dalam Kerukunan Antar
   ummat Beragama di Indonesia. 

Kultwit Natal

Oleh Salim A. Fillah 

Allahu yarhamh. Simak kultwit beliau berikut, insya Allah menjadi nutrisi bergizi.


1. Natal ini, terkenang ujaran Allahu yarham KH Abdullah Wasi'an (kristolog Jogja -red); "Saudara-saudaraku Nashara terkasih, beda antara kita tidaklah banyak."


2. Wasi'an: "Kalian mengimani Musa, juga 'Isa. Kamipun sama. Tambahkanlah satu nama; Muhammad. Maka sungguh kita tiada beda."


3. Wasi'an: "Kalian imani Taurat, Zabur, & Injil. Kamipun demikian. Tambahkan Al Quran, maka sungguh kita satu tak terpisahkan."


4. Sungguh adanya kerahiban jadikan kalian lembut hati & dekat pada kami; sementara Yahudi & musyrik musuh terkeras kita. (QS 5: 82).

Ikhtilat? No Way!

Ketemu gambar ini, meski berbahasa melayu tetap berhikmah, insya Allah.

Ikhtilat.. Oh, #sereem! Ngeri!

We are the Best People!


#eaa!

"Sudah lama kali, saya tak tengok blog ini. Macam mana pula, bah?"

Loh, kok nadanya jadi Medan, ya? Maklum, ada santri RQ yang berasal dari tanah Batak sana, Medan maksudnya. Jadi, ngikut deh. Tapi bukan itu sih yang penting. Setelah berganti tempat meski dinaungi oleh payung yang sama dan berganti pula penghuninya, sepertinya sudah lama saya tidak menulis tentang kisah rumah kami, rumah yang disemai tilawah di seluruh penjuru rumahnya.

Kali ini saya punya cerita baru yang berbeda dari sebelumnya. Ini adalah kisah kami #eaa namanya. Loh, kok? Tenang, bukan bermaksud menjadi 'alay', meskipun kadang kami nyeleneh, hehe. #eaa ini singkatan dari tiga kata: erqi, akuntansi, dan akhwat-aneh-atau apapun lah. Agak dipaksain ya? Yah, begitulah. Mungkin ini adalah ikatan untuk membumikan kebersamaan kami di erqi (Rumah Quran). Lah, emang selama ini di planet mana?

Akhwat paling senior #eaa1 namanya, kedua senior #eaa2 dan saya: #eaa3. Merasa senasib dan sepenanggungan, menjadi angkatan duaributua di antara maba-maba UI, sama-sama dari departemen akuntansi (kecuali saya, karena saya akuntansi syariah), dan kalau kita berkumpul maka yang terjadi adalah...*jerenjeng.. Heboh! Akan banyak kata-kata #eaa diulang beberapa kali.

Jumat, 14 Desember 2012

Huahahaha..

Sepertinya, beberapa hari ini tulisan saya agak: huahahaha. Karena saya sedang *huahahah, kepala saya *huahahaha, fisik saya *huahahaha dan seluruhnya huahahaha. Huahahaha: Allahu subhana wal hamdulillah. ^___^

Kamis, 13 Desember 2012

Menggagendakan Mati

Selepas rutinitas dhuha, tiba-tiba dikejutkan tanya teman sekelas yang sudah beberapa bulan lalu menggenapkan setengah dien-Nya.

   "Us, menurutmu gimana biar satu hari kita bisa bermanfaat? Kan kita ngga mungkin lepas dari dosa seumur hidup kita. Setahun, sebulan dan seminggu juga belum bisa. Sehari aja, susah bagi kita untuk tidak berdosa. Tapi mungkin bukan kalau kita menjaga diri tidak berdosa dalam semenit, dan detik?" (kata mba Lili)

Mari Tengok Shalat Kita

Iman itu seperti gelombang, kadang naik kadang turun. Sebab itu, berjagalah kita akan pasang surutnya dengan terus menjaga irama rutinitas ibadah. Karena sejatinya, apa yang menimpa iman kita adalah cerminan ibadah kita selama ini. Cobalah tengok keadaan shalat diri. Sok tahu ya, saya? Tapi, sepertinya memang begitulah sejauh yang pernah saya, dia dan orang di sekeliling saya rasakan. Tidak jauh beda. Seperti judul sebuah buku, jangan jauh-jauh mencari solusi karena mungkin shalat kita yang kadung bermasalah. Kayanya bukan ini deh judulnya? (Apa ya? *mikir). Meski, tetap saya akui ada masa diri ini tetap 'bandel' dan 'ngeyel'. Senyum nyengir dan katakan: "afwan ya Allah, saya bandel hari ini." Bak macam kek manusia saja. Astaghfirullah. "Iya, iya, ngga ngga lagi ya, Allah"

(Hehe..tidak untuk ditiru) ^^v

Sebenarnya saya ingin melanjutkan tulisan ini, tapi.. ada yang menahan. Takut kaburo maktan. Soalnya saya sedang bandel beberapa jam ini. Astaghfirullah. (Lain waktu, saya edit tulisan ini soalnya agak ngga nyambung dengan judulnya) ^^

Senin, 26 November 2012

Izul Falaq, Namanya

23 November 2012

Malam ini, saya mendengar takjub cerita seorang santri takhasus: Izul Falaq namanya. Akhwat ini berusia lebih muda dariku. Sejak kecil ia sudah tak berayah juga beribu, jauh datang dari Bima hanya untuk Al-Quran. Kecintaan kepada ayah dan ibu yang tak sempat diingatnya, keinginan besar menghadiahkan mereka tercinta dengan Al-Quran menggerakannya ke rumah ini. Rumah yang disemai tilawah Al-Quran di seluruh penjurunya.

Ternyata, menghafal Al-Quran itu penuh perjuangan. Ia harus berkali pindah tempat: Bekasi, Bogor, Ciamis, Ciracas, Pasar Minggu hingga Depok dengan beragam alasan yang tak begitu dimengertinya. Ia ridha ditempatkan di mana saja, asal tetap dapat menghafal.

Selasa, 20 November 2012

Petik doa hari ini

(Al-Mu'minun: 30)

Jawabnya: Di manakah Letak Keimananmu?

Membangun hati penuh iman itu mudah dan sangat sulit. Tergantung di mana bumi ini dipijak. Begitu mudah memiliki hati bersih dan terasa sempurna keimanannya dalam me-nunggal-kan Allah, bila kaki ini berpijak dalam lingkungan penuh iman, komunitas shalih, para pecinta kalam Allah yang terbina dengan ukhuwah. Dalam lingkungan penuh berkah ini, seakan-akan kitalah salah satu shalih tersebut. Begitu menggelora, bersemangat dakwah dan terpatri janji kan tegakkan panji Ilahi di bumi pertiwi.

Namun, kisah hati akan lain ceritanya ketika kaki berpijak di luar komunitas shalih. Heterogenitas benar-benar menguji konsepsi diri. Integritas keimanan terancam di ambang batas bila tak sigap. Pemakluman demi pemakluman, lama kelamaan menjadi pembenaran dari setiap penyimpanan. Sedikit demi sedikit akhirnya membukit. Kecil jadi besar, sembunyi menjadi terang-terangan dan sendiri menjadi berkelompok. Ketika di ujung ke-kritis-an iman, diri ini merasa tak berdaya. Benar-benar tak berdaya. Futur, ya, futur. Puncak kekritisan hati, tempat bernaungnya iman.

Lalu, rasa rindu pun muncul. Mendera jiwa yang haus akan selaksa kerinduan. Rindu saat-saat ketenangan hati nan nikmatnya iman. Rindu kala jiwa merindukan Tuhannya, semangat dakwah dan merindukan kematian. Kemuliaan dalam akhir hayatnya. Rindu itu, benar-benar menggelora.

Raga pun akhirnya tersungkur, pasrah dalam sujudnya. Air mata tak mampu dibendung. Benar-benar titik krisis dalam hidup. Memohon dan memohon. Lalu, apakah dengan mudah kita kembali?

Tidak, kawan. Justru di saat inilah ujian sebenarnya. Pembuktian dan pembenaran. Jalan mana yang akan engkau pilih, "Fujuraha wa Taqwaha". Ketika hati mulai mengkisahkan pilihannya. Itulah dirimu selanjutnya. Kebenaran atau kesesatan. Lalu, manakah yang akan kau pilih?

Jawabnya: Di manakah letak keimananmu?

 Ciputat, 14 Juni 2011

Sekantung Kehidupan

Ada yang berbeda dari setiap detik kehidupan berjalan. Walau dengan aktivitas yang masih sama: matahari masih bersinggah di ujung barat, awan masih berarak di atas, bumi masih engkau pijak, detik waktu tetap berjalan maju, pagi berubah malam dan malam berubah menjadi pagi. Dimana kaki berpijak, engkau akan temukan hal yang sama.

Namun, tetap ada yang berbeda di setiap detik kehidupan berjalan. Walau di ribuan aktivitas kehidupan yang sama: bernafas dengan udara yang sama, darah mengalir dari jantung ke paru maupun seluruh tubuh, hingga mata yang mengedipkan kelopaknya.

Tetap ada yang berbeda pada setiap detik kehidupan berjalan. Walau embun tetap mengulum di setiap pagi, burung berkicau menyambut mentari dan pepohonan masih menunjukan ke-hijau-annya.

Petikan dari Sang Murabbi


"Satu hal yang harus kau pahami, kita hidup tidak sendirian di dunia ini. Ada tata acuan yang mengikat. Bila dilanggar mungkin akan terasa akibatnya sekarang juga. Baik berupa kerugian kehormatan, kesehatan apalagi yang bernilai. Marilah kita menarik pelajaran dari masa lalu, menarik manfaat, mensyukuri kenyataan baiknya dan menghindari kenyataan ruginya agar tak terulang lagi."

Kamis, 01 November 2012

Uhibbukunna fillah..

Ada yang menyesak di dada, saat kedekatan sudah mulai terasa. Ukhuwah namanya. Lalu, ada persoalan-persoalan dunia yang kembali datang menguji ketahanan azzam. Al-Quran. Siapkah kita menerpa badai uji, yang sebelumnya telah datang mendatangi kami. Sebelum kami melangkah ke sebuah rumah yang dibangun atas nama Al-Quran. Resiko realisasi azzam itu telah hadir, akibatnya kami harus kehilangan sebuah tempat kos yang nyaman; teman lama bercengkerama; jauhnya jarak; tersitanya porsi waktu privasi; dan hal-hal lainnya. Sampai urusan kerepotan mengatur jadwal kuliah, terlebih bagi mereka yang telah sibuk dengan organisasi dan hal-hal yang menyibukan diri dalam kebaikan.

Kamis, 28 Juni 2012

Begitulah Keistimewaan Al-Quran..

“Tak ada lagi bacaan yang dapat meningkatkan terhadap daya ingat dan memberikan ketenangan kepada seseorang kecuali membaca Al-Qur’an...”.

Dr. Al Qadhi, melalui penelitiannya yang panjang dan serius di Klinik Besar Florida Amerika Serikat, berhasil membuktikan hanya dengan mendengarkan bacaan ayat-ayat Alquran, seorang Muslim, baik mereka yang berbahasa Arab maupun bukan, dapat merasakan perubahan fisiologis yang sangat besar.