Tentangku

Perkenalkan, namaku Siti Us Bandiyah. Sebuah master piece doa yang dilekatkan oleh dua orang mulia, meski sampai saat ini, aku belum tahu makna redaksinya. Yang kuingat, ialah doa yang dilekatkan agar aku menjadi muslimah yang teguh, kuat lagi tangguh. Masih belum menjadi siapa-siapa dan bukan apa-apa. Malu rasanya, pada mereka dan amal unggulannya, prestasi-prestasi yang banyak menginspirasi siapa pun jua. Tak sepertiku, bukan apa-apa namun terlalu banyak bicara di jagat maya ini.

Yang ku ingat, dengan seragam abu-abunya, aku ikut serta dalam proses pelatihan pengurus rohis kala itu. Seorang pengisi berkata, "Gambarkanlah siapa dirimu dengan gambar yang kau suka. Gambarkanlah pula, apa yang kau takuti dan kau senangi..". Orang-orang masih sibuk dengan kertasnya masing-masing. Ku lirik teman sebelah, ia menggambar bunga, di sisi lain ia menggambar hal lain yang indah-indah. Aku jadi ragu dengan gambarku sendiri. Aku yang sudah siap sedari tadi diberondong tanya oleh beliau.

"Apa simbol gambarmu?"
"Jilbab"
"Mengapa?"
"Karena itulah aku."
"Apa yang kau takuti?"
"Adzab Allah.."
Apa yang kau ingini?"
"surga Allah.."

Allahu akbar! Aku terkesiap. Salah seorang kakak kelas bertakbir sekeras mungkin.

Di lain waktu, aku pernah menangis sejadi-jadinya. Tak ingat betul, kalau tak salah, tak ku jumpai seorang teman pun kala semua masalah datang. Langit terasa runtuh seketika. Di tanganku, hanya ada sebuah mushaf, dimana lidah masih kaku dan terbata-bata mengejanya. Tak ingat betul, apa arti terjemah yang ku baca. Hanya satu, saat itu aku mengeja tanya padanya: duhai, Quran. Maukah engkau menjadi sahabatku?

Entahlah. Masih random dan absurd pula aku ini. Mungkin, sejak itulah dan hingga kini, di antara langit cita yang berwarna biru itu mengangkasa dalam diri. Di antaranya, ada dua cita tertinggi: menjadi sahabat abadi jilbab dan Quran hingga yaumil akhir, serta menjadi penghuni syurga bersama keluarga besar mukminin. 

Entahlah. Masih menjadi pembelajar yang seringkali malu dengan kesalahan-kesalahan yang telah diperbuatnya. Terlebih, ketika bercita-cita menjadi penjaga Al-Quran. Dan baru ku tahu, hanya dengan membaca, menyimak dan mentadabburinya, seyogyanya ia adalah penasihat ulung bagi diri sendiri. Maka dari itu, aku menghafal Al-Quran. Karena tiada yang berhak dinasihati, kecuali diri sendiri.

Entahlah. Termasuk tulisan-tulisan absurd ini. Hanya saja, aku ini pelupa. Maka dari itu, ku simpan buliran huruf-huruf acak yang tak terkendali di sini. Sebelum, ia lupa segalanya. Salam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar