Senin, 29 Juli 2013

Kertas Putih

Tetaplah jadi kertas putih.
Sebab putih itu simbol suci, bersih dan agung.
Dengannya, kau akan mulia dan tetap mulia dengan putihmu.

Tetaplah jadi kertas putih.
Sebab putih itu sumber segala warna.
Terang-gelap, muda-tua, mereka bersumber darimu.
Dengannya, kau adalah sumber segala warna kehidupan.

Kamis, 25 Juli 2013

Coret Oret Macet #1

Ternyata, sudah cukup lama saya nyaman dengan Commuter Line milik PT KAI. Alhamdulillah, dengan pelayanan yang telah diupgrade, jarak yang jauh dapat saya tempuh dengan waktu singkat dan murah. Tak berlebihan jika saya katakan, "kereta adalah solusi transportasi ibukota yang semakin sibuk."

Suatu kali, mau tak mau saya harus naik Transjakarta. Tak ada niat untuk membandingkan. Tapi, untuk saat ini saya akan berpikir dua kali menaiki bus ini dibandingkan kereta. Karena jelas, kereta lebih cepat dan lebih murah, plus lebih nyaman. Kalau toh penuh sesak, bukankah bus TJ pun sama?


Rabu, 24 Juli 2013

Inikah Harmoni?

Di antara arus pemikiran, ragam kritik dan keikhlasan itu bertemu
Ia beradu, adakah keduanya bertemu?
Ataukah sekat-sekat itu terus bertahan, meski Allah telah membuktikan?


Di sebuah perkumpulan, dimana kami harus berniat tunggal: "menjadikan manfaat diri di setiap celah waktunya." Kami bertemu, belajar bersama, berinteraksi dan bertugas bersama. Ragam pasti menemui kami, dengan latar, sejarah dan bidang yang berbeda, tak lantas membuat kami terpecah. Akan tetapi, suatu saat pesimis itu muncul. Akankah?

Oh, Ramadhan

Oh, Ramadhan. Adakah aku merugi kini?
Tak ku jumpai waktu luang yang cukup untuk beriftirasy bersamamu.
Adakah aku salah? Aku mengesampingkanmu di antara ruang waktu penghabisan 

Oh, Ramadhan. Jangan kau tinggalkan aku sendiri,
Gandeng tanganku, gamit ia, bawa aku pergi bersamamu.

Oh, Ramadhan. Jangan kau acuhkan aku,
Temani aku terus bersamamu, 
dalam tiap menit roda berputar;
dalam tiap baris tilawah di keramaian;
dalam tiap penat itikaf di kesibukan;
Sapalah aku dan pamitlah padaku sebelum engkau pergi menjauh.


Oh Diriku, Adakah?

Wahai diri,
Nampaknya kau jauh lebih baik dari anak kecil itu.
Hal itu tidak mungkin, kawan.
Ia masih teramat muda.
Ia masih sebening mata air sedang aku keruh.
Dan ia memulai usianya dengan kebaikan.
Ia akan selamat nanti, sedang aku?
Manakah yang kau jadikan cermin, bening ataukah keruh?
Maka, ia jauh lebih baik dariku.