Jumat, 04 Januari 2013

Maka Ringankanlah..

"Maka banyak-banyaklah kita membantu untuk meringankan kesulitan orang lain, karena kelak Allah akan meringankan kesulitan itu baik di dunia atau akhirat nanti."

Teringat peristiwa melingkar kemarin. Ada yang menarik untuk dipetik bahwa sejatinya kita bukanlah apa-apa dan bukanlah siapa-siapa tanpa Dia yang Maha Segalanya. Apa yang telah kita peroleh, apa yang telah kita raih dan apapun itu..sejatinya ia adalah rahmat dari Sang Maha. Karena, laa haula walaa quwwata illa billah. Tiada kekuatan tanpa Sang Pemilik Kekuatan, tiada daya tanpa Sang Pemilik Daya, Dialah Allah, Rabbul 'Izzati.

Selepas mengkaji dua tiga ayat yang sudah kita hafal di luar kepala, apa itu? Bahwa maka sungguh setelah kesulitan itu ada kemudahan dan sungguh setelah kesulitan ada kemudahan. Kita telah hafal di luar kepala, bukan?

Sumber gambar: bundaiza.wordpress.com
Penggunaan isim ma'rifat (penggunaan alif lam pada kata 'usri) menunjukan kata tertentu, dan meski diulang katanya masih menunjuk pada satu objek yang sama: kesulitan yang sama. Sebaliknya, penggunaan isim nakiroh (pada kata yusron) adalah kata tak tentu sehingga bermakna beda pada pengulangan katanya. Sehingga dapat ditafsirkan bahwa setiap satu kesulitan yang datang, Allah telah siapkan dua kemudahan, dua solusi. Tergantung mata-telinga-hati mana yang tershibghoh oleh nur Allah.

Sekali lagi, kesulitan itu tidak sekedar pergi tanpa usaha kita, tapi tidak juga berdasar kemampuan kita. Kadang, kita terlalu congkak mengukur masa depan dengan kemampuan kita. Maka banyak-banyaklah membantu, menegakan dan meringankan kesulitan orang lain maka Allah yang akan memudahkan. Maka paksakan, dirikan dan tegakan badan untuk menegakan kalimah Allah sekecil apapun itu. Maka Allah yang akan menegakan kita di jalan ini.

Saya, Anda dan siapapun kita, sejatinya tidak berdaya. Tidak melakukan apapun. Maka, wajar ketidakberdayaan menghasilkan ketakutan. Maka wajar, ketidakmampuan menghasilkan kekhawatiran.

"Maka banyak-banyaklah kita membantu untuk meringankan kesulitan orang lain, karena kelak Allah akan meringankan kesulitan itu baik di dunia atau akhirat nanti."

Karena mungkin dengan cara itulah, Allah sedang menolong kita. Allah siapkan rencana-rencana diluar kendali kita untuk tetap selamat, untuk tetap berjalan dan untuk tetap meniti di jalan yang diridhai-Nya. Dan mungkin dengan cara itulah, Allah ada di hadapan kita untuk mengabulkan segala doa.

Lantas, persiapkan diri untuk terus bergerak. Untuk terus membantu. Jika telah selesai satu urusan, maka kerjakan urusan yang lain. Jika telah selesai dengan urusan manusia, kembalilah pada sujud pada Allah. Jika telah selesai bersama Allah, kembali kepada manusia. Begitu seterusnya. Buatlah diri untuk sibuk dalam kebaikan, atau diri akan disibukan pada hal yang mubah. Ia diperbolehkan, akan tetapi sungguh kita telah merugi. Karena kita akan kehilangan momen yang seharusnya dapat digunakan kebaikan, bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga kepada orang lain.

Begitulah Allah sampaikan firmannya dalam surah yang sama. Kemudahan itu akan datang pada insan yang senang memudahkan, merekalah yang sibuk berbuat kebaikan.

"Maka banyak-banyaklah kita membantu untuk meringankan kesulitan orang lain, karena kelak Allah akan meringankan kesulitan itu baik di dunia atau akhirat nanti."

"Maka siapkanlah mata, telinga, akal juga hati untuk selalu sigap berbuat meringankan siapapun yang ada di sekililingnya, dan siapkanlah diri akan rencana-rencana Allah di luar kendali kita."

Allahu'alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar