Sabtu, 04 Februari 2023

Aha!

Kemarin, seharian penuh, aku menyibukkan diri dengan pakaian. Hitung-hitung menyetrika baju sambil mengingat-ingat hafalan yang 'agak kacau'. Cara yang ku warisi dari Bu Nikmah ini ternyata sangat efektif. Aura panas dari setrika membuat mata terus terjaga dalam jangka waktu yang lebih lama.

Saat itu, Bu Nikmah sudah kewalahan menjaga keterjagaannya sepanjang malam di gazebo. Aku menjumpai beliau di pondok yang dipimpin suaminya, di kampungku sendiri, Pekalongan. Beliau membantuku untuk memperdengarkan hafalan di tempatnya, full servis. Masya Allah. Saat kantuk menyerang, beliau segera bangkit menuju rumahnya. Tidak selang berapa lama, sang suami membawa setumpuk baju dan meja kaju. Disusul dengan munculnya Bu Nikmah yang membawa setrika. Aha! Seketika beliau berseloroh, idenya ternyata bekerja dengan baik!

Selama di perantauan, aku juga punya hobi unik. Ketika pikiran sedang kalang kabut, aku akan membersihkan dan merapihkan apapun. Lumayan menguras energi, tempat bersih dan rapi, kemudian pikiranku plong kembali. Ternyata, semenyenangkan itu. Dengan motif serupa, aku coba berkutat dengan setrika. Lalu ide-ide berbenah muncul. 

Ku pandangi sejenak jumlah pakaian yang tidak seberapa. Benarkah pakaianku cuma segini? Sepertinya, aku punya persediaan di lemari sebelah yang lama tidak terjamah. Ku coba padu-padankan, diteliti, kemudian dirapikan. Ternyata, aku memiliki jumlah yang cukup, bahkan lebih dari cukup. Meskipun modelnya sederhana, yang begitu-begitu saja, toh tinggal dipadupadan dan jadilah ia pakaian yang layak dan sesuai syariat, bukan?

Seketika, aku seperti melongok pada diriku sendiri. Ternyata, engkau memiliki persediaan yang sangat cukup, ya? Tidak perlulah membeli sesuatu yang baru, memaksakan gaya berpakaian baru. Bukankah engkau lebih suka sesuatu yang sederhana dan apa adanya?

Ternyata, kekhawatiran kemarin itu muncul karena aku belum benar-benar mengenali dan menghitung kapasitas diri. Karena yang terlihat hanya sedikit, aku jadi mengira, hanya itu yang aku punya. Namun, jika kita coba pelan-pelan mengingat, ternyata kita punya banyak kapasitas yang baik, layak dan mumpuni untuk ditampilkan. Pelan-pelan saja.

Kekhawatiran memang tidak baik, ya? Alih-alih memberi kesiapsiagaan menghadapi krisis masa depan, ia malah menambah beban-beban yang tidak perlu. Walhasil, jika kita sedang menyiapkan persediaan menghadapi krisis pangan, kekhawatiran justru menghabiskan persediaan yang telah lalu.

Teringatku pada pesan yang indah dari Ilahi, 

"...sungguh, Dia memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberikah kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat."

Pesan ini seakan menjawab petuah Kyai yang sering kami dengar, "sebesar keinsafanmu, sebesar itu pula keberuntunganmu." 

Aih, ternyata selama ini aku dijumpai dengan banyak keberuntungan yang tak disadari. Semut yang di seberang lautan tampak terang, namun gajah di pelupuk mata tersilap. Hanya karena sebutir debu yang menyelip.


Kalideres, 

Pertengahan Rajab yang mulia menuju bulan yang mulia 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar