Kamis, 01 November 2012

Uhibbukunna fillah..

Ada yang menyesak di dada, saat kedekatan sudah mulai terasa. Ukhuwah namanya. Lalu, ada persoalan-persoalan dunia yang kembali datang menguji ketahanan azzam. Al-Quran. Siapkah kita menerpa badai uji, yang sebelumnya telah datang mendatangi kami. Sebelum kami melangkah ke sebuah rumah yang dibangun atas nama Al-Quran. Resiko realisasi azzam itu telah hadir, akibatnya kami harus kehilangan sebuah tempat kos yang nyaman; teman lama bercengkerama; jauhnya jarak; tersitanya porsi waktu privasi; dan hal-hal lainnya. Sampai urusan kerepotan mengatur jadwal kuliah, terlebih bagi mereka yang telah sibuk dengan organisasi dan hal-hal yang menyibukan diri dalam kebaikan.


Ah. Lalu, bisakah mereka yang mengundurkan diri kami sebut dengan orang-orang yang berguguran? Rasanya, tidak. Mari menarik nafas dan hembuskan perlahan. Tanpa kita sadari, kita telah berlaku sombong karena merasa perjuangan itu hanya milik diri kita sendiri! Kecewa dan sedih beradu mempertanyakan kondisi saudaranya tanpa ba-bi-bu klarifikasi masalah.

Sadar, karena setiap dari kita memiliki perjuangannya sendiri. Alur hidupnya sendiri. Sadar, ya, saya sadari bahwa setiap dari kita memiliki bentuk pengorbanannya sendiri. Pengorbanan yang biar bentuknya berbeda tapi rasanya tetap sama: beranjak dari kemudahan menuju kesulitan agar tercapai azzam itu.

Teruntuk saudara-saudaraku yang mulai berpencar dengan pilihannya masing-masing. Semoga, semoga dan semoga pilihan ini adalah keputusan logis yang dipilih setelah komunikasi kita kepada Dia, yang telah hantarkan kita semua dalam wadah perjuangan cinta kepada Quran. Semoga, semoga dan semoga. Kemana pun langkah ini diayunkan, azzam yang terpatri tetaplah sama dan meningkat karena Allah semata. Di mana pun bumi kita jelajahi adalah bumi Allah yang patut kita makmurkan dengan Al-Quran tentunya.

Sahabat, saat kuterima amanah itu ada rasa berat di hati seperti beratnya kini melepas perpisahan kita. Akan tetapi, di rumah inilah aku temukan banyak cinta Allah melalui ayat-ayat kauniyah Nya. Kebersamaan ini, perjuangan mencintai Quran menjadi kenangan tersendiri yang mengikat kita pada rabithah al-ukhuwah.

Rabbi, ikat kami dalam ikatan yang kuat.
Karena Quran, untuk Quran dan bersama Quran, persatukanlah kami dalam kecintaan abadi yang berujung pada kenikmatan abadi.

Uhibbukunna fillah yaa shahibatii.. Sahabat rumah Quran, rumah kebanggaan kami, di mana disemai tilawah Quran di seluruh penjurunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar