Rabu, 24 Juli 2013

Oh, Ramadhan

Oh, Ramadhan. Adakah aku merugi kini?
Tak ku jumpai waktu luang yang cukup untuk beriftirasy bersamamu.
Adakah aku salah? Aku mengesampingkanmu di antara ruang waktu penghabisan 

Oh, Ramadhan. Jangan kau tinggalkan aku sendiri,
Gandeng tanganku, gamit ia, bawa aku pergi bersamamu.

Oh, Ramadhan. Jangan kau acuhkan aku,
Temani aku terus bersamamu, 
dalam tiap menit roda berputar;
dalam tiap baris tilawah di keramaian;
dalam tiap penat itikaf di kesibukan;
Sapalah aku dan pamitlah padaku sebelum engkau pergi menjauh.


Adakah yang tidak sedih, kala kesibukan menderamu di bulan mulia ini, kawan?
Baiklah, jika memang seluruhnya kita niatkan hanya untuk-Nya, dan semua berada di koridor-Nya.
Tapi, tetap kata tapi merajai diri: "Ini Ramadhan! Tak pantas untukku melalaikannya."

Betapa sedih merajai diri, jika isi kepala dipenuhi tugas ini dan itu. Tanggung jawab ini dan itu.
Sesekali cambuk itu perlu, target-target yang dahulu ditetapkan selama menjadi santri Rumah Quran.
Maka pertanyaan itu menghantuiku,

berapa juzy tilawahmu?
berapa lembar tadabburmu?
berapa halaman hafalan barumu?
berapa lembar muraja'ahmu?
berapa banyak rakaat qiyamul lailmu?
berapa banyak rakaat dhuhamu?
berapa kali matsuratmu?
bagaimana aktivitas kebaikanmu?

Oh, Rabbi.
Rindu ini pada jama'ah itu, dalam iringan kesibukan dan keterbatasannya,
ia bermujahadah, sebenar-benar mujahadah.
Bahwa kami bertekad menjadi keluarga-Mu di muka bumi.
Kami bertekad menemui-Mu dengan ayat terakhir yang kami baca.

Duhai..

Oh, Rabbi.
Perkenankanlah aku menemuinya, menemui mereka
meski untuk sekali saja.
Perkenankanlah aku  berkumpul, menyertainya
meski untuk sekali saja.
Perkenankanlah aku menuntaskannya, mengkhatamkannya bersama mereka
untuk sekali dan terakhir kalinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar