Rabu, 24 Juli 2013

Oh Diriku, Adakah?

Wahai diri,
Nampaknya kau jauh lebih baik dari anak kecil itu.
Hal itu tidak mungkin, kawan.
Ia masih teramat muda.
Ia masih sebening mata air sedang aku keruh.
Dan ia memulai usianya dengan kebaikan.
Ia akan selamat nanti, sedang aku?
Manakah yang kau jadikan cermin, bening ataukah keruh?
Maka, ia jauh lebih baik dariku.

Wahai diri,
Nampaknya, kau lebih baik dari orang renta itu
Mustahil, kawan. Ia lebih lama hidup di dunia.
Ia telah banyak berbuat kebaikan di usianya.
Mengajak kebaikan di setiap lakunya.
Pun ia telah berulang kali, bertobat pada-Nya.
Adakah dosa yang tak diampuni oleh-Nya?
Adakah aku dapat mendahuluinya?
Maka, ia jauh lebih baik dariku.


Wahai diri,
Nampaknya, kau lebih baik dari kawan sebayamu.
Maaf, kawan.
Dalam diri ini terdapat sebuah hati,
di mana ia tahu sebenar-benar dosanya.
Sedang ia,
tak pernah tahu sebenar-benar dosa kawannya.
Adakah perangsaka tanpa bukti dapat dipercaya?
Bukankah ia pun termasuk dosa?
Maka, ia jauh lebih baik dariku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar