Senin, 19 Desember 2011

Semuanya adalah Pilihan!

"Sukses itu pilihan yang kuncinya adalah syukur. Gagal pun pilihan di mana gemboknya adalah kufur. Begitu pun surga, ia adalah pilihan orang-orang yang penuh syukur. Sedang neraka adalah himpitan kekufuran yang menderu dada."
Teman, hari ini kita berpergian, yuk. Suntuk rasanya jika harus berdiam dalam satu tempat tanpa gerak! Pastikan semua perkakas sudah siap dan lengkap. Jangan lupa, pastikan helm, sarung tangan, kaca mata, sepatu dan tas telah berada di tempatnya. Sudah siap? Yuk, kita berkendara!
Jalankan kendaraanmu sebagaimana biasa. Teruskan arahkan ia lurus dan terus susuri jalan, apa yang kau lihat? Dua sisi kiri dan kanan yang berbeda, ya? Terus dan terus jalankan kendaraanmu, jangan pedulikan debu-debu berterbangan. Bukankah sudah ada helm? Fresh-kan diri dengan terus berkendara. 
Kemana tujuan kita?
Kau lihat itu? Ada penunjuk jalan di atas sana! Hanya ada dua jalan, teman. Ke kanan atau ke kiri? Apa pilihanmu? Mengapa begitu? Atau pilihan terakhir itu? Bolehkah kita keluar?
Teman, kendaraanmu masih menyala, bukan? Yuk, rehat sejenak untuk mengamati petunjuk jalan tadi. Ini hidup, teman. Banyak arah jalan yang akan kita temui, sebagai opsi sebelum menentukan keputusan: jalan mana yang akan kau lalui??
Begitupun seorang muslim. Ia memiliki dua opsi atau pilihan: surga atau neraka? Jika surga pilihanmu, yuk arahkan kendaraanmu ke kanan. Jalankan kendaraanmu untuk tetap terus dalam jalannya para salafus shalih, siapakah mereka? Para shalih yang tetap terus berpegang pada al-Quran dan sunah. Setahu Saya, jalan ini tidak begitu mulus. Banyak kerikil dan jalan berlubang hampir ada di sepanjang perjalanan. Kadang pohon-pohon besar yang rawan tumbang ada di kanan dan kiri jalan. Namun kabarnya, di ujung jalan ini ada sebuah telaga yang membuatmu terbebas dari segala dahaga. Bahkan ada "seseorang istimewa" yang menunggu kita di sana, ia akan memberimu selamat dan menuangkan air segar telaga tadi ke cawanmu masing-masing.
Jika neraka pilihanmu, arahkanlah kendaraanmu ke kiri. Silakan jalankan kendaraanmu ke arah sana, namun Saya tidak ingin mengikutimu. Terus saja ikuti jalan itu. Entah apa yang ada di sana. Tapi, menurut kabar yang saya dengar, jalan itu adalah jalan yang mulus. Sisi kanan dan kirinya teduh dengan rerindangan pohon hijau. Ada kupu-kupu manis berterbangan bersamamu bahkan jangkrik-jangkrik yang berlompatan ke sana dan ke mari. Naasnya, menurut kabar itu pula, katanya di ujung jalan itu hanya ada pemandangan seram dan menakutkan. Ia membuat kita merasa tak segan untuk mati dan membenci kehidupan. 
Jika bukan kedua-duanya? Silakan matikan kendaraanmu, lepas helmmu, sarung tanganmu, kaca matamu, jaketmu, dan semua barang bawaanmu. Apa kau heran? Bukankah semua perkakas tadi yang menemani perjalanan kita? Jika kita tak ingin melakukan perjalanan, untuk apa semua perkakas tadi? Begitu pun kehidupan. Jika engkau tak sudi memilih satu dari dua pilihan tersebut, silakan tinggalkan dunia ini dan semua fasilitasnya.
Tak ada pilihan abu-abu
Pilihan adalah sunnatullah. Hukum alam klausal yang tak mungkin ditentang oleh logika manapun. Kanan dan kiri adalah pilihan mutlak tanpa paksaan. Bagaimana jika kita tak mau memilih? Jawabannya adalah keluar. Tak ada pilihan abu-abu di sini, hanya ada hitam dan putih. Sedang abu-abu, adalah keraguan yang menuntunmu menuju pilihan hitam.
Begitu pun dengan agama ini, tak ada paksaan di dalamnya. Karena ini adalah kebebasanmu, kebebasanku dan kebebasan kita. Namun, jangan sekali-kali mencampuradukan yang haq dan yang bathil. Sebab telah jelas putih adalah putih dan hitam adalah hitam. Sebab siang adalah siang yang tak pernah bersatu dengan malam, begitupun kebenaran.
Nah, kemanakah pilihanmu, teman? Apapun jawabanmu, tetaplah nyalakan kendaraanmu. Jangan berhentikan ia dalam kebingungan. Arahkan selalu ia ke arah kebaikan yang membawa kebaikan. Kemanakah ia? Kemana lagi kalau bukan surga. Ada yang mau ikut??? Yuk!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar