Kamis, 28 Juni 2012

Maka, Bersabarlah Wahai Diri..

Sulit dan sangat sulit. Berulang kali mengulang hafalan untuk diujikan, imtihan kepada musyrifah. Guru kami, guru Al-Quran di rumah kami, rumah kebanggaan kami, rumah di mana dikumandangkan Al-Quran di setiap sudut dan penjurunya. Ah, ada apa dengan diri ini? Hari bertambah, bahkan pekan menjemput belum jua kepala memuat semuanya, mengingat semuanya. Ada apa wahai diri?

Ada apa wahai diri? Bagaimana kabar iman mu kini? Adakah belukar maksiat yang menjeratmu sehingga diri tak merasa mampu? Semua buyar, menguap bagai asap lantas hilang, raib sama sekali.

Ada apa wahai diri? Bagaimana kabar ikatan penjagaanmu? Adakah engkau lemah sehingga ia lari? Padahal, manusia tercinta telah bersabda: "Ikatlah Al-Quran mu kuat-kuat karena ia bisa saja lari, dan larinya jauh lebih cepat dibanding unta yang terlepas." Bukankah makna itu yang kau rekam, biar redaksinya agak tertukar?

Ada apa wahai diri?

Maka sampailah aku pada barisan terjemah surat cinta Allah kepada hamba-Nya. 

لَا تُحَرِّكْ بِهِ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهِ
 "Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Quran karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya."

Mengalir, ya..air kemudian menganak sungai di bawah pelupuk mata. Ada apa wahai diri? Sedang terburu-buru kah engkau sehingga takut tak terkejar? 
 
إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآنَهُ
 "Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya."

Hingga kau lupa, bahwa kelebihan diri adalah rahmat-Nya, bahwa ilmu pun baru ditangkup pada memorialmu atas kehendak-Nya. Bagaimana jika Dia belum berkehendak padamu?
فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُ
"Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu."

Berhentilah, dengarkanlah. Simaklah ia baik-baik, Tuhanmu sedang bertitah. Dia di hadapanmu tengah membentangkan Maha Besar-Nya, Al-Quran. Dengarlah, Malaikat mulia itu tengah menuntunmu untuk membaca. Dengarlah dan simaklah. 

ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا بَيَانَهُ
"Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kamilah penjelasannya."

Karena hanya Dia, ya, hanya Dia yang Maha Tahu semua ilmu. Dia, Sang Pemilik Perbendahaaran ilmu.Perhatikanlah, Rabb yang Maha Mulia tengah menjelaskannya padamu.

Maka bersabarlah wahai diri, sebab hanya keberuntungan yang akan menjumpai kesabaran. Maka, bersabarlah dengan sebaik-baik sabar. Ingatlah perjumpaan diri dengan Wajah Agung yang engkau impikan, maka bersabarlah wahai diri.  Seperti sabarnya Nuh As. dengan terpaan cacian terhadap maha karyanya adalah hal yang tak masuk akal. Seperti sabarnya Musa As. yang telah terpojok di seberang lautan. Seperti sabarnya Ibrahim As. harus mengayunkan pedang ke leher terkasihnya. Dan seperti sabarnya para anbiya' As. dengan imannya dan cobaan beratnya. Dan seperti sabarnya Baginda Muhammad Saw. membumikan Islam yang bermula di tanah gersang, panas lagi gurun hingga menyebarlah ia ke tanah-tanah hijau nan subur hingga tanah dingin lagi beku.

Maka bersabarlah wahai diri, biar tak pernah dirimu semampai dengan sabar mereka dan menyamai mereka. Tak akan pernah. Dan tak akan pernah.

Maka bersabarlah wahai diri, biar sabar menjadi anak tangga yang menyampaikanmu pada anak tangga lebih tinggi lainnya.

Maka bersabarlah wahai diri, bersabarlah dengan sebaik-baik sabar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar