Jumat, 23 Mei 2014

Lompatan Intelektualitas

Di halaman muka buku warna orange, ku temukan sebuah judul tulisan acak yang ku buat sesuka hati dikala waktu bersahabat. Judulnya: Lompatan Intelektualitas. Menarik! Hampir-hampir lupa, kapan saya pernah menulisnya? Oia, kalau tidak salah sewaktu membuka kembali buku Mikro Ekonomi di halaman muka dan bab pertama: Ilmu Ekonomi!

Ada hal yang ku pertentangkan sejak semula. Bagaimana mungkin, keilmuan di era Plato dapat melompat sejauh-jauhnya menuju era Thomas Aquinas dan Adam Smith? Adakah keanehan? Bagaimana mungkin, teori yang dikemas pada masa Plato di era 4 SM bisa melompat sedemikian jauh ke abad 13 M saat Thomas Aquinas menjadi rohaniawan Kristen. Kemudian ia melompat lagi ke abad 18 M pada masanya Adam Smith? Benarkah Thomas dan Adam adalah pewaris ajaran Plato? Bagaima, apa dan mengapa terus menerus menggerus keraguan teori ini.

Menjadi pertanyaan serius, tidak adakah pewaris intelektualitas di masa lompatan itu? Jika memang tidak, bagaimana caranya Thomas dan Adam dapat mewarisi teorinya sedemikian rupa dan menjadi ahli di masanya. Ilmu akan berkembang dan abadi melalui pewarisan dalam kegiatan ajar-mengajar. Akan ditemukan banyak pewaris ilmu jika sang empunya mewarisinya. Namun, jika begini, apakah Thomas dan Adam adalah seorang arkeolog yang selalu mencari benda-benda pusaka lalu ia menemukan manuskrip Plato di bawah rimbunan pasir dan batu? Dimana, manuskrip tersebut terbuat dari kulit atau sejenisnya yang anti rayap dan tidak rusak dalam perjalanan abad lamanya? Atau barangkali, keduanya mendapat wangsit melalui mimpi atau semedi-semedinya kemudian Plato hadir dan mengajarkan ilmunya? Sungguh, absurd.

Fiuh. Mendengus sebal. Kemana riwayat puluhan abad itu, sobat?

Jawab: tengoklah sejarah! Jika kau pecinta sejarah, maka akan temukan lembaran-lembaran mutiara itu menjadi sejarang gilang gumilang di bumi timur sana. Puluhan abad menjadi memori siapapun bahwa peradaban ilmu pernah menjadi peradaban tersohor yang pernah ada. Ia dipegang oleh panji-panji yang tunduk dan taat atas dasar religiusitas: muslim! Berbeda dengan masa kelam peradaban barat yang justru kelam ketika religiusitas didewakan. Mereka menyebutnya: The Dark Age. Menarik bukan?

Namun anehnya, mengapa diktat-diktat yang membahas ilmu ini justru mengatakan: penemu ilmu ini, penggagas dan ahli-ahlinya berasal dari bumi barat, kesemuanya. Meskipun sebenarnya, ia adalah warisan peradaban timur puluhan abad yang mulai menyepuh bumi barat. Tak pantas memang, jika kisaran waktu yang dipakai pada diktat kuliah dianggap sebagai sejarah perekonomian dunia. Menurutku, tanpa membohongi sejarah, ia lebih layak disebut dengan Sejarah Perekonomian Barat. Di mana mereka melalui era kebangkitannya setelah sekian lama terpuruk. Dimana pun, plagiat tak 'kan pernah sama dengan penulis aslinya.

By the way. Saya mengira bahwa Adam Smith bersama Quesnay, JB Say, Thomas Malthus dan David Richardo adalah murid-murid satu grup yang berguru dan menelaah kita terjemahan yang mereka impor dari peradaban Andalus dan Baghdad. Barangkali waktu itu, mereka membahas maha karya Ibn Thaimiyah, Al Kindi, termasuk Al Ghazali. Sambil berdecak kagum, betapa melesat dan majunya peradaban muslim di negara nun jauh di sana.

Bertambahlah energi itu, energi yang sama yang dimiliki oleh Imam Syafii di masanya. Energi yang dikandung oleh sang pakar Ali ibn Abi Thalib, Ibn Mas'ud dan seluruh jajaran para perawi hadits berjumlah ribuan itu. Belajar, belajar dan belajar. Kita masih punya waktu, meski kebrobokan laku karena semakin jauh dari ad-dien membuat peradaban ini semakin jauh dari ilmu. Mari kobarkan kembali peradaban ilmu di masyarakat muslim dengan semakin dekat kepada ad-dien. Mendekat kepada Al-Quran, kepada sajadah, kepada guru-guru dan juga kitab. Menjadi pewaris peradaban sebab ilmunya dan kembalikan kejayaan itu untuk meruntuhkan tindak pongah dan lagak mereka.

Mari!

Di tepian samudera mimpi
Ingin hati mencicipi sejuknya ia
Telaga Kautsar dari tangannya yang mulia..
Mereguk manisnya peradaban
Meneguk manisnya ilmu
Di balik senyum dan kearifan laku
Sebaik-baik kafaah bagi mereka ahlul-albab
Allahu'alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar