Selasa, 06 Agustus 2013

Hizb Al-Quran

Bagaimana kabar tilawahnya, sahabat? Lancar selancar Ramadhan? ^__^

Kali ini, saya ingin sedikit berbagi mengenai Hizb Al-Quran. Apa itu? Sederhananya, hizb adalah pembagian Al-Quran. Dimana memudahkan kita untuk berhenti membaca, seperti hitungan juz yang akrab dengan kita selama ini.


Saat ini, seluruh mushaf Al-Quran di dunia diterbitkan dengan pembagian 30 juz. Setiap juz-nya terdiri dari 10 lembar atau 20 halaman. Pembagian hizb (bagian) Al-Quran menjadi 30 juz ini pertama kali diperkenalkan oleh Al-Hajjaj ibn Yusuf Ats-Tsaqafi (wafat 110 H). Menurut Ust. Hartanto, pembagian hizb ini didasarkan jumlah huruf yang terdapat pada Al-Quran. Pembagian dilakukan para cendikian Iraq (Kufah) kala itu atas perintah Al-Hajjaj. Pembagian ini tidak dikenal oleh generasi Shahabat dan bukanlah arahan yang diwariskan Rasulullah Saw serta Malaikat Jibril. Pun masyarakat Madinah tidak mengenal pembagian ini.

Mengapa 30 Juz? Pembagian ini dimaksudkan agar dapat memudahkan muslim mengkhatamkan Al-Quran sekali sebulannya. Sehingga, sehari kita dapat menyelesaikan minimal 1 juz Al-Quran. Pun dimaksudkan agar kita tidak mengubah makna/arti ayat yang kita baca ketika berhenti di sembarang tempat. Pembagian ini mengajak kita untuk semangat mentadabbur juga, ya? ^_^

Selain itu, sistem pembagian atau penandaan Al-Quran berfungsi agar kita bisa mengetahui permulaan setiap kisah Al-Quran. Beginilah pembagiannya.

  • 1 Al-Qur'an = 30 Juz,
  • 1 Juz = 2 Hizb,
  • 1 Hizb = 4 Maqra’ (pecahan 1/4 hizb , 1/2 hizb, 3/4 hizb dan 1 hizb penuh),
  • 1 Al-Qur’an = 240 Maqra’ @ pecahan,

Mudahnya, di luar kotak ayat (biasanya di samping kiri atau kanan) kita akan menemukan tanda 1/4, 1/2, 3/4 dan hizb penuh. Jika kita menemukan Hizb ini, itu artinya menunjukan permulaan kisah atau cerita baru. Sebagai contoh, akan kita temukan hizb setelah ayat 123 di surah Al-Baqarah. Sebelum Hizb ini, Al-Quran mengisahkan Bani Israail dan setelah hizb, berganti menjadi kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail As. Untuk itu, ada baiknya kita membaca Al-Quran berakhir pada setiap Hizb (juz) bukan halaman dan lembar.

Bagaimana dengan Hizb menurut Rasulullah?

Rasulullah Saw. dalam hidupnya, membagi isi Al-Quran menjadi tujuh bagian. Di mana, satu bagian untuk setiap harinya. Sehingga tujuh bagian Al-Quran khatam di akhir pekan ketujuh. Maka dari itu, merupakan sunnah mengkhatamkan Al-Quran sekali sepekannya. Nah, bagi sahabat pecinta sunah Rasulullah, pastinya tidak ketinggalan dengan sunah yang ini, bukan? 

(Ini juga salah satu rutinitas wajib di Rumah Quran, ah..rindu masuk kembali di sana)



Dalam sebuah blog al-atsariyyah.com, menyalin sebuah hadits. Diriwayatkan dari Aus bin Huzaifah ra., berkata: Aku bertanya kepada para sahabat Rasulullah Saw, “Bagaimana caranya kalian membagi Al-Quran untuk dibaca setiap hari?” Mereka menjawab:
نُحَزِّبُهُ ثَلَاثَ سُوَرٍ وَخَمْسَ سُوَرٍ وَسَبْعَ سُوَرٍ وَتِسْعَ سُوَرٍ وَإِحْدَى عَشْرَةَ سُورَةً وَثَلَاثَ عَشْرَةَ سُورَةً وَحِزْبَ الْمُفَصَّلِ مِنْ قَافْ حَتَّى يُخْتَمَ
“Kami membaginya menjadi (tujuh bagian yakni): Tiga surat, lima surat, tujuh surat, sembilan surat, sebelas surat, tiga belas surat, dan hizb al-mufashshal yaitu dari surat Qaf sampai akhir (mushaf).” (HR. Ahmad no. 15578).
Maksud hadits ini adalah sebagai berikut.

  1. Hari pertama dibaca Ummul Quran ditambah tiga surah, yaitu surah Al-Fatihah hingga An-Nisaa'.
  2. Hari kedua lima surah, dari surah Al-Maidah hingga At-Taubah.
  3. Hari ketiga tujuh surah, dari surah Yunus hingga An-Nahl.
  4. Hari keempat sembilan surah, dari Al-Isra hingga Al-Furqan.
  5. Hari kelima sebelas surah, dari surah Asy-Syu'ara hingga Yasin.
  6. Hari keenam tiga belas surah, dari surah As-Shaffat hingga Al-Hujurat.
  7. Hari ketujuh dari surah Qaf hingga akhir mushaf (An-Naas).
Agar mudah diingat, ulamaa' menyebutkan tujuh hizb menjadi kata فَمِي بِشَوْقٍ“. Setiap huruf tersebut adalah awal kata singkatan tersebut. 

Huruf Fa berarti tilawah dimulai dari surah Al-Fatihah, Mim berarti Maa-idah, Ya berarti Yunus, Ba' berarti Bani Israail (al-israa), Syin berati Asy-Syu'ara, Waw berarti Wash-shaffat, dan Qaf berarti surah Qaf.


Akhirul kalam, penandaan mana yang akan kita pilih menjadi acuan? Yang terpenting, timbul spirit bagi kita untuk terus tilawah dan mengkhatamkan Al-Quran sesering mungkin. Jika kini, kita masih tertantang mengkhatamkan Al-Quran setiap bulannya, semoga kelak dapat mengkhatamkan setiap pekannya. Dan kelak, menjadi tiga hari dan barangkali kita dapat mencontoh Utsman ibn Affan yang mengkhatamkan Al-Quran setiap qiyamnya.

Allahummarhamna bil qur-aan..

7 komentar:

  1. Bagaimana kabar tilawahnya, sahabat? Lancar selancar Ramadhan? ^__^

    Ka Uus...kalimat pembukanya cukup menusuk :(
    Membayangkan karantina Ramadlan kemarin. Dan aahh, bagaimana kabar muroja'ah sekarang, selalu membuat meleleh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, begitulah Ria. Qur'an itu memang 'sesuatu' ya. Awalnya, kita menyangka bahwa 'berlelah-lelah' itu cuma sampai setelah selesai. Tapi ternyata, ngga. Berlelah-lelah itu akan terus ada sampai akhir masa kita.

      Awalnya, 'galau' ketika belum juga sampai di akhir perjuangan. Ternyata, 'galau' akan selalu hadir tiap kita murajaah satu juz belum cukup/mutqin lalu ragu antara terus mengulang atau menambah ke juz berikutnya.

      Ya begitulah. Ternyata, yg terpenting adalah terus melaju tanpa henti. Selebihnya tinggal masalah waktu, bisa tiga bulan kemudian, sebulan kemudian, hingga sepekan kemudian kita akan kembali pada surah yg sama.

      Semangat, Ria! Bahagia sudah mengenalmu. Bertambah-tambah semangat bisa berkawan dan bersahabat sama Ria! Semoga kita berkawan sampai Jannah ya.

      Hapus
    2. Aamiin...saling mendoakan untuk kebaikan ya, Kak... :)

      Hapus
  2. Terima kasih atas ilmu dan pengingatnya...

    BalasHapus
  3. Syukron atas ilmunya. Ijin copy untuk share

    BalasHapus